Sejarah Minyak Kelapa


Sejarah Minyak Kelapa

       Tanaman kelapa banyak tumbuh di daerah tropis sehingga minyaknya disebut juga minyak tropis (Tropical oil). Minyak kelapa merupakan salah satu hasil olahan dari buah kelapa (Cocos nucifera). Dulu minyak kelapa yang dikenal dengan nama minyak kelentik biasa digunakan di dapur oleh nenek untuk menyemir rambutnya agar hitam berkilau dan subur. Sejak dahulu, tradisi mengkonsumsi minyak kelapa sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia. Misalnya ibu yang akan melahirkan selalu dianjurkan untuk mengkonsumsi minyak kelapa setengah gelas menjelang melahirkan agar proses persalinan menjadi lebih mudah dan lancar. Tidak hanya itu ASI pun menjadi lebih lancar.

       Sejak jaman dahulu, minyak kelapa sudah sering digunakan. Namun dalam dekade 90-an minyak kelapa hilang dari peredaran. Hal ini dikarenakan adanya perang dagang antara produsen sayur yang terdiri dari minyak jagung, minyak kedelai, minyak kanola dari negara barat dengan produsen minyak kelapa yang berasal dari negara tropis. Dengan menyebarkan isu negatif bahwa minyak kelapa sebagai sumber penyakit. Banyak pakar gizi yang tidak mampu membantah isu itu sehingga minyak kelapa ditakuti dan dijauhi banyak orang.

       Menurut guru besar Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof. Dr. Walujo S. Soerjodibroto, MSc, SpG(K), minyak kelapa sebenarnya memiliki kelebihan yaitu 50% asam lemak pada minyak kelapa adalah asam laurat dan 7% adalah asam kapriat. Kedua asam tersebut merupakan asam lemak jenuh rantai sedang yang mudah dimetabolisme dan bersifat antimikroba (antiirus, antibakteri dan antijamur) sehingga dapat meningkatkan kekebalan tubuh. Selain itu ternyata hasil pemecahan lemak jenuh rantai sedang jarang disimpan sebagai lemak dan jarang menumpuk di pembuluh darah.

       Minyak kelapa memiliki kadar asam lemak tidak jenuh ganda omega-3 EPA dan DHA yang dapat menurunkan kolesterol VLDL, viskositas darah, menghambat tromboksan serta mencegah penyumbatan pembuluh darah. Asam lemak dalam minyak kelapa banyak mengandung asam lemak rantai sedang (Medium chaind fatty acid) yang berfungsi memperbaiki asam lemak tubuh secara sinergis dengan asam lemak esensial. Dengan mengkonsumsi MCFA bisa meningkatkan efisiensi asam lemak esensial sebesar 100%. Kandungan MCFA minyak kelapa juga sama seperti air susu ibu (ASI) yaitu memberi gizi dan melindungi tubuh dari penyakit menular dan penyakit degeneratif.

       Persisnya tahun 60-an mulai diteliti kembali oleh Prof. Jon J Kabara dari Universitas Michigan. Kini setelah pamornya dihidupkan kembali oleh media barat, minyak kelapa berhasil menaikkan pamornya kembali. Namun saat ini minyak kelapa tidak lagi digunakan sebagai minyak goreng tetapi minyak yang berkhasiat obat.


Sifat Fisika Kimia Minyak

       Sebelum mengenal lebih jauh mengenai minyak kelapa, perlu diketahui sifat fisik dan kimia minyak untuk memudahkan penjelasan beberapa istilah di minyak kelapa.

       Pada prinsipnya minyak atau lemak dibutuhkan oleh tubuh manusia, bahkan merupakan nutrisi yang sangat penting. Hal ini karena lemak berfungsi sebagai pelarut vimtain A, D, E, K dan karotenoid. Bahkan lemak mampu menghasilkan energi sebesar 9 kkal lebih besar dari karbohidrat dan protein yang menghasilkan energi sebesar 4 kkal. Sumber lemak dapat diperoleh dari hewani dan nabati. Lemak nabati dapat diperoleh dari minyak goreng.

       Biasanya minyak goreng digunakan dalam kegiatan masak memasak. Pada proses menggoreng minyak berfungsi sebagai medium penghantar panas, penambah nilai gizi dan kalori makanan yang digoreng. Pemanasan yang berlebihan pada minyak goreng dapat mengubah asam lemak tak jenuh menjadi gugus peroksida dan radikal bebas lainnya. Hal ini pada jangka panjang dapat memicu terjadinya kanker.

       Selain itu menggunakan minyak goreng berulang-ulang dapa tjuga mengubah asam lemak tak jenuh menjadi asam lemak trans yang dapat meningkatkan kolesterol LDL dan menurunkan HDL sehingga meningkatkan risiko penyakit jantung koroner. Oleh karena itu pemilihan jenis minyak goreng yang tepat menjadi sangat penting.


Minyak Kelapa Murni vs Minyak Kelapa Lainnya

Minyak kelapa sendiri ada 3 jenis yaitu :

1. Minyak kelapa komersial / RBD-Coconut Oil (Refined, Bleaching, Deodorized)

       Minyak kelapa komersial (RBD) dibuat dari kelapa kopra, yaitu daging kelapa yang dikeringkan. Hasil ekstraksi kopra berupa minyak mentah. Jika belum dimurnikan minyak ini tidak layak dikonsumsi karena proses pengeringan kopra tidak memperhatikan sanitasi.

       Minyak ini selanjutnya diproses dengan pemurnian, pemutihan dan penghilangan aroma. Ketiga metode tersebut menggunakan bahan kimia dan pemanasan tinggi. Pemanasan lebih dari 200 � C akan menyebabkan terjadinya perubahan struktur molekul asam lemak menjadi asam lemak trans. Proses tersebut mengakibatkan sebagian kandungan bahan aktif dalam minyak menjadi hilang.

2. Minyak kelapa tradisional / Traditional Coconut Oil

       Minyak kelapa yang dikenal dengan nama kelentik dan dulu banyak digunakan oleh masyarakat di pedesaan, sekarang jarang sekali ditemukan di pasaran. Kualitas minyak kelapa sangat dipengaruhi oleh asal dan kualitas bahan baku serta proses pembuatan. Minyak kelentik diproses dengan pemanasan 110-120C sehngga menghasilkan minyak yang berwarna kuning dan relatif mudah tengik.

3. Minyak kelapa murni / Virgin Coconut Oil

       Pembuatannya dilakukan dengan suhu rendah (<60C). Keunggulan dari minyak yang diproses seperti ini adalah struktur kimia terutama MCFA tidak berubah. Selain itu tanpa proses pemutihan dan hidrogenasi sehinggan menghasilkan minyak murni dengan kandungan zat aktif yang tinggi.

       Untuk mendapatkan VCO berkualitas tinggi diperlukan ketelitian yang tinggi. Jika terjadi kesalahan dalam proses pembuatan akan menghasilkan minyak yang kualitasnya rendah. Kualitas VCO dipengaruhi oleh beberapa faktor.




Syarat VCO berkualitas baik antara lain :

- Terbuat dari buah kelapa segar

- Terbuat dari kelapa varietas asli, bukan kelapa hibrida

- Tanpa penyulingan

- Tanpa proses pemutihan

- Tanpa melalui proses deodorisasi

- Tidak mengalami proses hidrogenasi

- Bebas dari bahan kimia tambahan

- Bebas dari mikroorganisme

- Kadar air kurang dari 0.1%

- Pemanasan <60 C



Ada 3 jenis pembuatan VCO yaitu :

1. Dengan teknik pemanasan sedang

       Kelemahan: jika pemanasan dalam suhu terlalu tinggi maka santan akan rusak sehingga khasiat VCO akan berkurang .

2. Dengan teknik fermentasi

       Kelemahan: jika terdapat kontaminasi pada bahan fermentor maka jumlah VCO yang dihasilkan tidak optimal.

3. Dengan teknik sentrifugasi

       Kelemahan: butuh investasi lebih besar.



Tips memilih VCO yang baik :

- Pilih VCO yang jernih, tidak berwarna apalagi keruh. VCO yang jernih menandakan kemurniannya.

- Jangan konsumsi VCO yang sudah tengik. Ini meunjukkan bahwa asam lemaknya telah teroksidasi sehingga mutu dan manfaatnya rusak, sehingga terbentuk radikal bebas.

5 komentar:

  1. Oya kebetulan setelah sekian lama mencari VCO ternyata ada di watson. Harganya tdk mahal dibawah 100rb. Waktu dulu saya cari VCO untuk mengobati sakit mag yg unik, knp unik? Karena sakit mag ini sangat jarang terjadi pd tubuh saya akan tetapi bila kambuh sakit nya sangat luar biasa.. Bahkan harus bedrest beberapa hari. Maka ada seorang sahabat yang menyarankan untuk meminum VCO secara teratur. Baik lah semoga VCO mempunyai efek yg baik utk usus dan lambung saya.

    BalasHapus
  2. 1kg minyak kelapa dimasak,berapa biji kelapa ya

    BalasHapus
  3. 1kg minyak kelapa dimasak,berapa biji kelapa ya

    BalasHapus
  4. Keren artikelnya...terima kasih

    BalasHapus